Thursday 20 October 2016

Kalau Bukan Cristiano Ronaldo, Pasti Lionel Messi

Oke303 - Agen Sabung Ayam - Dalam sekade terakhir dalam dunia sepakbola sejagat raya, nyaris kita selalu mendengar dua nama megabintang "kalau bukan Cristiano Ronaldo, pasti Lionel Messi". Ya, kedua manusia dari luar planet itu saling bergantian menggasak penghargaan sebagai pemain terbaik dunia tahunan.

ronaldo ballon d'or
Oke303 - Agen Judi Bola Terbaik dan Terpercaya - Gelar paling bergengsi yang diperebutkan sekaligus paling kentara bisa kita lihat dari gelaran Ballon d'Or. Faktanya, hanya Ronaldo dan Lionel Messi yang sanggup meraih gelar paling bergengsi itu. Leo dengan lima trofi, sedangkan CR7 baru mengoleksi tiga trofi.
Jangan sampai salah satu di antaranya ''lengah'', maka bisa dipastikan salah satu rival bakal keluar sebagai pemenang. Jika kita melihat sepanjang musim 2015/2016 lalu, kemungkinan Cr7 akan mengalahkan sang rivalnya La Pulga.
Pertanyaannya, apakah Cristiano Ronaldo bakal keluar sebagai pemenang Ballon d'Or 2016? Mungkin saja iya, karena ada beberapa alasan yang membuat pemain Portugal itu sulit  dibendung untuk jadi pemenang.
-Sempat mandul gol di tujuh pertandingan awal La Liga Spanyol musim 2015/2016. Selayaknya pemain bintang besar, Ronaldo dikritk habis-habisan dari berbagai kalangan pelaku sepakbola.
-Musim paruh pertama Ronaldo sanggup mencetak 14 gol. Gol-golnya tersebut dinilai tidak cukup untuk membantu klubnya, Real Madrid untuk kembali merajai di negri Matador. Berbagai kecaman pun datang untuk Ronaldo.
-Ronaldo secara sadis dianggap sudah habis, mengingat di usianya yang sudah menginjak kepala tiga. ''Semua orang tahu dia adalah pemain pekerja keras, hingga bisa seperti sekarang. Saya kira, puncak penampilan Ronaldo sekitar satu atau dua tahun lalu. Dia tetap dipandang sebagai striker hebat. Tapi saya merasa pengaruhnya di Real Madrid sudah berkurang, maka dari itu saya bilang Ronaldo sudah habis,'' tutur pandit sepakbola terkenal asal Spanyol, Guillem Balague, pada Sky Sport.
-Namun Ronaldo untuk kesekian kalinya mampu membungkam kritik. Ia bangkit secara luar biasa di paruh musim kedua, bertepatan dengan ditunjuknya Zinedine Zidane sebagai pelatih kepala Madrid menggantikan Rafael Benitez.
Seakan mengamuk, Ronaldo berhasil menambah koleksi gol-nya di La Liga menjadi total 35 gol. Performa heroik yang paling dikenang adalah saat menorehkan quat-trick dalam kemenangan 7-1 atas Espanyol dan sumbangsih satu gol-nya kala Madrid berjaya di Camp Nou dalam duel legendaris El Clasico. Sayang kebangkitannya sedikit terlambat karena Los Blancos akhirnya gagal jadi kampiun, meski sanggup mengikis defisit poin menjadi hanya sebiji saja dari sang juara, Barcelona.
-Terlepas dari kesialan di La Liga -- yang mana selain urung juara, Ronaldo juga gagal jadi El Pichichi -- aksi luar biasanya justru hadir di ajang bergengsi Liga Champions. CR7 yang jadi pahlawan di fase grup dengan 11 gol, berperan lebih vital di fase gugur.
-Ronaldo memulainya dalam bentrok hadapi AS Roma di babak 16 besar. Sepasang gol-nya meloloskan Madrid dengan agregat telak 4-0. Performa yang lebih fantastis kemudian ditunjukkan di perempat-final kontra VfL Wolfsburg. Los Galaticos yang kalah 2-0 pada leg pertama, secara ajaib lolos ke semi-final setelah membalikkan agregat menjadi 3-2 di leg kedua berkat hat-trick Ronaldo!
-Mental juara Ronaldo kemudian berbicara di babak semi-final dan final. Dibekap cedera yang serius, ia ngotot ingin merumput sampai melakukan perawatan pribadi guna pulih lebih cepat. Hasilnya memang sesuai harapan, tapi hal itu harus diakui memengaruhi performanya.
-Hingga partai puncak Ronaldo tak sanggup mencetak gol, tapi ia menunjukkan mengapa dirinya layak disebut sebagai pemain besar. Mental juara, membuat pengaruhnya di atas lapangan jadi krusial. Hal itu ditegaskannya secara masif tatkala sukses mengeksekusi penalti kemenangan Liga Champions, dalam babak adu tos-tosan kontra Atletico Madrid.
-Ronaldo menyudahi kompetisi sebagai juara, sebagai top skor dengan 16 gol, juga mempertahankan statusnya sebagai top skor sepanjang turnamen lewat catatan 93 gol. “Ronaldo mengawalinya sebagai juara, juga mengakhirinya sebagai juara,” sanjung rekan setimnya, Lucas Vazquez, seperti dikutip Cadena SER.
Kisah terpuruknya Ronaldo di awal, tapi akhirnya berjaya di level klub seakan terulang di timnas. Jadi kapten Portugal di putaran final Euro 2016, ia diremehkan bahkan tak ada yang menganggap negaranya sebagai unggulan turnamen.
-Segalanya hampir jadi kenyataan. Portugal tampil begitu buruk di babak fase grup, senada dengan Ronaldo yang sampai gagal mengeksekusi penalti di matchday perdana. Tapi untuk kesekian kali, mantan pujaan Manchester United itu bangkit di saat yang tepat.
-Cristiano Ronaldo tampil luar biasa di matchday pamungkas fase grup untuk loloskan Portugal, menstimulasi gol emas Ricardo Quaresma di babak 16 besar, begitu tenang dalam babak adu penalti di perempat-final, hingga jadi pemupus langkah Tim Kuda Hitam, Wales, di semi-final.
-Namun, kisah antiklimaks nyaris saja jadi akhir memilukan Ronaldo di partai final. Baru tampil 25 menit menghadapi sang tuan rumah, Prancis, Ronaldo secara tak terduga menderita cedera dan harus ditarik keluar. Ia menyerah? Tidak sama sekali.
-Ronaldo justru jadi aktor krusial di pinggir lapangan untuk memotivasi Portugal menaklukkan final. Ajaib, Seleccao pun meraih hasil spektakuler dengan jadi kampiun Euro 2016! Ya, prestasi tunggal Negara Pelaut di ajang akbar sepakbola. "Portugal pantas memperoleh ini, setelah pengorbanan bertahun-tahun. Tidak ada yang percaya pada kami! Saya telah memenangkan segalanya dengan klub. Saya akhirnya bisa memberi sesuatu untuk timnas,” ujar Ronaldo semringah, seperti dikutip laman resmi UEFA.
Jadi kampiun Liga Champions yang disandingkan dengan gelar Piala Eropa. Hal fantastis seperti ini tak terjadi setiap saat dan tentu hanya sedikit pemain yang bisa melakukannya. Ronaldo kini jadi satu dari sedikit pesepakbola yang sanggup merasakan prestasi akbar ini.
-Secara individual dan di usianya yang semakin menua, Ronaldo pun tetap konsisten. Ia mampu memperpanjang rekornya untuk mencetak lebih dari 50 gol semusim, yang kini sudah menginjak musim keenam beruntun. Total dari 55 penampilannya sepanjang musim 2015/16, dirinya berhasil menceploskan 54 gol dan 18 assist.
-Karenanya, apa yang mengharuskan Ronaldo merelakan Ballon d’Or 2016? Pesaing terdekatnya seperti Messi, Luis Suarez, Antoine Griezmann, hingga rekan setimnya, Gareth Bale, harus diakui tak memiliki musim sehebat dirinya.
-Bahkan salah satu kompetitornya, Griezmann, sudah memastikan bahwa Ronaldo bakal jadi pemenang Ballon d’Or 2016. “Ballon d’Or 2016? Ayolah, mari katakan penghargaan itu sudah selesai sebelum digelar. Ronaldo memenangkan dua ajang akbar tahun ini, ia pasti akan meraihnya,” ujar bintang Atletico dan Prancis itu, seperti dikutip Goal Internasional.
-Kisi-kisi berjayanya Ronaldo di Ballon d’Or 2016 sudah tampak dari rilis final nominasi pemain terbaik UEFA 2016, di mana ia disandingkan dengan Griezmann dan Bale. Merangkum performanya sepanjang musim lalu, akan jadi lelucon besar jika Ronaldo sampai urung menampakkan senyum kemenangan di atas podium nanti.

No comments:

Post a Comment