Thursday 10 November 2016

Inilah Analisis Kenapa Donald Trump Akhirnya Bisa Kalahkan Hillary



Oke303 | Agen Judi Bola Online | Agen Sabung Ayam | Agen Sbobet | Agen Maxbet | Agen Bola Tangkas | Agen Casino Online

Agen Sabung Ayam Online - Kemenangan Donald Trump atas Hillary Clinton mengejutkan banyak pihak. Partai Republik benar-benar mengungguli Demokrat.
Unggulnya Trump juga juga menepis analisa sebagian besar lembaga survey dan media besar di AS yang meyakini Hillary akan menang.

Apa yang membuat Trump bisa menang?

Ada faktor eksternal. Pertama, keinginan rakyat AS untuk perubahan setelah 2 term kepresidenan dikuasai Demokrat," kata Ketua Umum PPP Romahurmuziy, Rabu (9/11).

"Kedua, budaya patriarkhal yang masih sangat kuat di AS. Bayangkan, setelah 240 tahun merdeka, baru kali ini lolos seorang calon presiden perempuan," lanjutnya.

Ketiga, kewajaran sebuah bangsa ketika dihadapkan pada ketidakpastian di dunia internasional, akan kembali pada dirinya, alias menguatnya proteksionisme.

Selain itu ada beberapa faktor internal Donald Trump. Pertama, kemampuan Trump mengartikulasikan nilai-nilai Partai Republik, dengan semboyan 'Make America great again', yang kontras dengan semboyan Hillary 'Stronger together" yang tidak terlalu jelas tentang apa pesan yang mau disampaikan.

Faktor internal Kedua, Trump mampu membangkitkan kebutuhan seorang pemimpin yang menggambarkan 'American Dream'. Dia mampu meyakinkan bahwa, AS yang besar hanya bisa dipimpin seorang yang terbukti berhasil, apapun perilaku moral masa lalunya.

"Ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa publik AS lebih menghargai honesty (keterusterangan) daripada avoidancy (penghindaran). Terlepas dari perilaku dan pernyataan Trump, yang dalam exit poll CNN dipersepsikan 70 persen pemilih perempuan mengganggu, namun publik dihadapkan pada dugaan skandal manipulasi email yang dilakukan oleh Hillary yang terus dinyatakannya tak terlibat.

"Exit poll CNN menggambarkan bahwa Trump mampu tundukkan hati publik AS dalam isu terorisme, imigran, dan efek perdagangan internasional. Rakyat AS meyakini, Trump mampu melindungi warga AS atas meningkatnya radikalisme, membanjirnya imigran dan pengungsi, maupun adanya dampak buruk blok perdagangan bebas seperti Trans Pacific Partnership," tutup Romy.

Inilah Alasan Mengapa Nomor 65 Bakal Dilarang di MotoGP


Oke303 | Agen Judi Bola Online | Agen Sabung Ayam | Agen Sbobet | Agen Maxbet | Agen Bola Tangkas | Agen Casino Online
Agen Sabung Ayam OnlineValencia - Federasi Motorsport Internasional (FIM) dan Dorna Sports selaku pemegang hak komersial akan mengumumkan kepada pembalap terkait pelarangan penggunaan nomor 65 di ajang MotoGP. Informasi penting ini akan disampaikan pada Kamis (10/11/2016) atau sebelum sirkus MotoGP menjalani rangkaian sesi latihan bebas di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia.

Seperti dirilis GPOne, FIM dan Dorna Sports akan memberitahu bahwa angka 65 sudah tak boleh lagi dipergunakan oleh seluruh pembalap di ajang MotoGP. Pasalnya, nomor yang identik dengan Loris Capirossi itu akan dipensiunkan dalam sebuah acara kecil yang dipandu CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta.

FIM dan Dorna Sports beralasan angka 65 yang segera dipensiunkan tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Capirossi sebagai seorang pembalap yang mengakhiri kariernya (pensiun) pada akhir 2011. Pria yang kini menjabat sebagai konsultan safety di MotoGP itu telah banyak berkontribusi mendongkrak pangsa pasar ajang balap roda dua di seluruh dunia.

Capirossi menghabiskan masa baktinya sebagai seorang pembalap selama 22 tahun. Terhitung sejak 1990 hingga 2011.

Selama menjadi pembalap, pria yang kini berusia 43 tahun itu telah menorehkan sejumlah prestasi. Capirossi pernah juara dua kali di kelas 125cc (1990-1991), dan satu kali juara di kelas 250cc (1998) bersama tim Aprilia.

Belum Juara Kelas Utama



Agen Sabung Ayam Online - Hanya, dalam perjalanan kariernya di kelas utama 1000cc bersama tim Honda, pembalap yang dikenal dengan julukan Capirex itu belum pernah memberikan sebiji juara buat tim yang dibelanya tersebut. Catatan terbaiknya adalah bertahan di posisi ketiga sewaktu menjadi joki tim Ducati pada 2006.

Capirossi sebenarnya bukan salah satu pembalap yang nomornya dipensiunkan. Sebelumnya sudah ada beberapa nomor motor pembalap yang dianggap sakral untuk dipergunakan, seperti Kevin Schwantz (34), Marco Simoncelli (58), dan Daijiro Kato (74).